Lada Perdu Sebagai Alternatif Pemanfaatan Lahan Produktif nan Ekonomis
Tanaman Lada Perdu dari waktu ke waktu kian populer saja. Budidaya Lada
perdu kini menjadi primadona baru petani Indonesia utamanya kawasan Magelang,
Purworejo, Sumatra, Kalimantan, Madiun, Boyolali, Kebumen, Kulon Progo,
Ambarawa, Sleman, Jogja, Bantul, Salatiga dan lain sebagainya. Lada perdu mulai
banyak dikembangkan di beberapa kota di Indonesia mengingat segudang potensi,
pasar dan manfaatnya yang banyak.
Namun, tampaknya banyak masyarakat yang belum faham dan mengerti secara
mendetail tentang teknis budidaya dan seluk beluk lada perdu. Untuk itu,
artikel kali ini hadir untuk anda yang akan mengupas tuntas tentang budidaya
lada perdu secara global.
Menurut Tati dari alumnus pertanian di sebuah Universitas di Jakarta
bahwa ditinjau dari habitatnya, tanaman lada mampu tumbuh dengan baik pada
ruang lahan di naungan tegakan hutan. Oleh karena itu tanaman lada merupakan
altematif jenis tanaman pertanian yang dapat dipertimbangkan untuk pengembangan
agroforestri pada lahan hutan.
Wahid (1984) mengemukakan bahwa untuk tumbuh baik lada membutuhkan
cahaya minimal 50%. Syakir (1994) menyatakan bahwa peningkatan intensitas
radiasi cahaya dapat meningkatkan indeks pertumbuhan dan laju tumbuhan tanaman
dengan hasil terbaik pada naungan 27%. Indriasanti (1998)menyatakan pertumbuhan
tanaman lada perdu terbaik diperoleh pada intensitas radiasi 50 - 75% atau
setara dengan 173.17 - 297.1 0 kal/cm2/hari. Lada perdu selain
dapat dipolatanamkan dengan tanaman tahunan, juga dapat dikombinasikan dengan
tanaman pangan semusim, seperti jagung dan kacang tanah.
Penanaman dapat dilakukan dalam bentuk tumpang sari ataupun sistem
jalur (strip cropping). Tanaman jagung yang menghendaki intensitas cahaya penuh
dan memiliki tajuk yang tinggi dapat berfungsi sebagai naungan bagi lada perdu,
sementara itu kacang tanah dapat membantu ketersediaan unsur hara nitrogen.
Pada polatanam tersebut biomasa sisa panen jagung dan kacang tanah dapat
dikembalikan sebagai sumber bahan organik, sehingga diharapkan pemberian hara
dari pupuk anorganik, dapat dikurangi (Syakir et al., 1999).
Keuntungan penanaman lada perdu, yaitu : (1) dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan lahan, (2) mampu memberikan nilai tambah yang cukup
signifikan, dan (3) risiko kematian tanaman akibat cekaman kekeringan relatif
lebih kecil dibandingkan penanaman secara monokultur (tanpa naungan).
Anda berminat budidaya lada Perdu? Kami sedia bibit lada perdu ready stock dan siap kirim ke seluruh Indonesia. Untuk pemesanan bisa menghubungi kami di sms/WA 087838393451 atau datang langsung ke lokasi kami di Dusun Rajek Lor RT 02 RW 24 Desa Tirtoadi Mlati Sleman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar